Oleh: Yesaya gobay
Perjuagan elite elite poro bibi tentang Pemekaran provinsi papua tenggah di timika belum berakhir, perlebar luaskan jalan, pembagunan dan lainya juga salah satu cara elite elite politik untuk mendatangkan pemekaran tersebut.
Kota timika juga masih jadi pertanyaan besar yang dapat kita pikirkan secara bersama sama dalam hal ini pembagunan jalan maupun gedung gendug yang sekarang lagi di gencarkan sesuai target target tertentu untuk menyukseskan PON XX tersebut.
Tanpa melihat kesengsaraan, penderitaan rakyat yang ada.
Yang jadi pertayaannya adalah di papua kab nduga Sedang tidak aman saja, warga sipil lagi mengungsi, lari di atas tanahnya sendiri, tidur di dalam hutan, makan apa adanya, tidak adanya perhatian pemerintah, BUPATI2, DPR, MRP, GUBERNUR dan lain sebagainaya
Begitu juga intan jaya yang masih dan sedang menggungsi akibat kontak senjata antara tni porli dan TPNPB tersebut dan kejahatan tni porli yang brutal di papua hingga menembak mati warga sipil yang tadak tau apa apa
Hingga saat ini warga sipil di intan jaya lagi dalam trauma militer juga takut akan tidakan mereka yang sadis tersebut
Begitu juga di seluruh tanah papua di tutupi degan beribu aparat militer, tni porli yang berada di jawa, bali, kalimantan dan lain sebagainaya di drop ke papua dengan mengatasnamakan keamanan.
Masyarakat pada umumnya juga lagi trauma dan sengsara degan keadiran militer di papua yang melampaui batas tersubut
Namun pemimpin pemimpin kaki tagan indonesia masih saja tidak berfikir terkait situasi dan kondisi yang sedang terjadi hari ini, mereka hanya mementikan poro bibi mereka, sedangkan rakyatnya sedang menagis, sengsara, menggungsi di atas tanahnya sendiri.
Timika yang di sebut degan kota dolar tersebut sangat di sangkan, sebenarnya tidak pantas, dolar itu milik elite elite kotanya baru milik rakyat mimika,
Timika adalah kabupaten yang ternama, dunia juga tahu timika adalah kota emas karena adanya Pt freeport yang menjamin negara negara bahkan indonesia itu sendiri.
Namun realitas kabupaten mimika tidak sesuai apa yang kita pikirkan yakni dalam pembagunan, jalan, bahkan dalam semua aspek kehidupan masyarakat amugsa juga papua.
Masyarakat timika lagi sengsara, menderita, mencari makan pun juga susah, kata kota dolar itu kata elite politik kalau rakyat bukan seperti itu karena dolar di nikmati oleh elite elite
Tahun 2020 jadi pertayaan?
Kenapa pemeritah peduli kota timika?
Kenapa harus di perlebar luas jalan, buat gedung, bundaran dll?
Kenapa baru tahun 2020 pemerintah peduli kota timika? Kebapa tidak dari dulu, kan timika kota emas?
Jika saat ini masyarakat papua pada umumnya lagi sengsara, menagis, mengunggsi atas tanahnya, Kenapa harus PON di papua? Kenapa tidak di jawa? Atau kalimantan yang daerah termaju? Kenapa harus pemerintah lebih fokus ke PON sedangkan rakyat sedang menderita?
Pembagunan timika di manfaatkan untuk pemekaran
Perjuagan Pemekaran provinsi papua tenggah Di timika juga belum berakhir cumannya di jeda untuk beberapa bulan ini oleh elite elie papua di timika dan beberapa kabupaten lainnya
Beberapa bulan kebelakangan kemarin beberapa bupati memperjuangkan pemekaran tersebut dengan berlomba lomba hingga menghebohkan di public,
Sedangkan rakyat tidak tau apa apa terkait hal ini.
Hal kecil yang dapat kita tahu adalah pemekaran membuka lahan bagi orang pendatang menguasai teritorial papua.
Yang jadi pertanyaan, apa kah kota timika sudah maju? Masyarakat sudah sejahtra? Sudah degar aspirasi masyarakat?
Jagan seenaknya ambil hakim sendiri untuk pemekaran demi mementingkannpiro bibi tersebut
Secara umum rakyat papua lebih khusus masyarakat timika amungsa tidak terima degan pemekaran karena masyarakat timika lagi sengsara.
Bupati eltinus omaleg juga jagan seenaknya mengklaim dan bicara sembarang dinpublik demi meloloskan agenda pemekaran tersebut
"Kata eltinus: Banyak generasi papua yang tpm opm karena tidak kerja, Bupati mimika saya akan mekarkan papua tenggah"
Lanjut alasan "Eltinus omaleng, bupati mimika: "Mengatakan bahwa kenapa saya pertahankan mimika jadi ibu kota pemekaran, karena saya melihat anak anak dua suku besar Amungme dan kamoro tidak pernah cari kerja di daerah lain dan dari mereka banyak yang belum dapat pekerjaan, ungkap bupati mimika senin 9/12".
Baca juga:
https://yesayagobay.blogspot.com/2019/12/mengomentari-pernyataan-bupati-mimika.html?m=1
Ucapan bupati mimika tersebut tidak manusiawi, tidak berjiwa pememimpin.
Jagan asal bicara sembarang.
Di papua khusus di timika tidak ada kata tidak ada pekerjaan, timika mempunyai SDA yang lebih dari cukup Timika juga punya Pt freeport yang menghidupkan berbagai negara di luar sana dan juga di freport juga mempuyai banyak lahan pekerjahan yang harus generasi papua di perhitungkan namun semua itu hanya orang pendatang yang di perhitungkan dan di lihat.
Baca juga: http://www.salampapua.com/2019/12/banyak-generasi-papua-yang-tpm-opm.html?m=1
Jagan memakai alasan yang tidak tidak, alasan tersebut atau ungkapan tersebut tidak masuk di logika sama sekali karena beberapa minggu yang lalu juga Masyarakat akar rumput mimika yang mengatasnamakan, "Forum Kepedulian Alam Dan Manusia (FKAM) Telah melakukan aksi mimbar bebas di honai lemasa Demi Menolak pemekaran profinsi papua tenggah di timika"
Di media media banyak alasan yang terus di lakukan oleh elite elite yang lagi memperjuangkan pemekaran hingga tahun 2020 ini adalah hari terbaik bagi mereka.
Jalan jalan yang lagi di perlebar luaskan, gedung gedung yang di buat, bundaran, stadion dan lain sebagainaya di timika, ini akan di manfaatkan bagi eltinus omaleg untuk mendatangkan provinsisi papua tenggaj di timika.
Pon juga jalan terbaik bagi kolonial juga elite elite papua di timika untuk mendatangkan pemekaran degan alasan jalan dan pembagunan sudah membaik, dan sejahtra untuk mendatangkan pemekaran tanpa melihat kondisi dan situasi di kota di timika ini.
Maka dari itu selain pon adalah agenda kolonial untuk menjemput 2021 khusus di timika j
Akan di manfaatkan mendatangkan pemekaran provinsi papua tenggah degan alasan timika sudah maju dan sejahtara
Penulis adalah Monyet jalanan pecinta keadilan